Selasa, 10 Januari 2012

Metabolisme Tubuh (Metabolisme Makromolekuler)

METABOLISME TUBUH
Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Manusia
Dosen Pengampu : Erma Musbita, M.Si.
 









Disusun oleh:
Zuhrotul Uyun          (A 420 090 022)
Ellysa Purfianti         (A 420 090 039)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN

Metabolisme adalah suatu reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh kita. Sebagai contoh adalah reaksi yang terjadi pada sistem pencernaan mengolah makanan untuk dijadikan energi. Semua makhluk hidup memiliki metabolisme, termasuk mikroorganisme.
Bagian-bagian dari sel, termasuk membran plasma dan dinding sel (dan organel pada organisme eukariotik), terdiri dari makromolekul yang saling terikat untuk membentuk suatu struktur tertentu. Makromolekul tersusun atas bagian-bagian berbentuk kotak yang disebut precursor metabolite. Bayangkan precursor metabolite sebagai batu bata yang digunakan untuk membangun sebuah dinding dimana dinding tersebut adalah makromolekul. Dengan energi dari ATP(Adenosin Triphospate), precursor metabolite digunakan untuk menyusun molekul-molekul yang lebih besar. ATP adalah tempat penyimpanan energi molekul dari sel. Bayangkan ATP sebagai baterai. Sel menggunakan ATP dan enzim untuk menghubungkan molekul-molekul kecil untuk membentuk makromolekul.Sel-sel yang tersusun atas makromolekul-makromolekul ini kemudian bersatu untuk membentuk struktur selular seperti organel, membran plasma dan dinding sel.










BAB II
ISI

METABOLISME TUBUH

A.  KATABOLISME DAN METABOLISME MAKROMOLEKUL

Metabolisme adalah keseluruhan reaksi yang terjadi di dalam sel, meliputi proses penguraian dan sintesis molekul kimia yang menghasilkan dan membutuhkan panas (energi) serta dikatalisis oleh enzim.
Sel mengekstraksi energi dari lingkungan  autotrof yaitu mengambil energi dari sinar matahari pada proses fotosintesis  yang dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan dan mikroorganisme berklorofil. Sel juga mengekstraksi dari lingkungan heterotrof yaitu  mengambil molekul berenergi atau organik dari substrat atau makanan diantaranya dari sel autotrof. Sel mensintesis makromolekul untuk menunjang  aktifitas. Semua proses tersebut dilakukan melalui reaksi-reaksi yang terintegrasi & terorganisasi yang disebut dengan metabolisme. Metabolisme meliputi:
1) Jalur sintesis (anabolisme/endorgenik) : menggabungkan molekul-molekul kecil menjadi  makromolekul yang lebih kompleks. Jalur ini memerlukan energi yang disuplai dari hidrolisis ATP.
2) Jalur degradatif (katabolisme/eksorgenik) : memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana. Jalur ini melepaskan energi yang dibutuhkan untuk mensintesis ATP
Makromolekul adalah komponen struktural dan fungsional utama sel. Makromolekul terdiri dari:
1.      Asam nukleat
2.      Protein
3.      Karbohidrat atau polisakarida
4.      Lemak atau lipid

Metabolisme makromolekul meliputi berbagai jenis makanan yang digunakan sebagai sumber energi, antara lain:
  1. Makronutrien (karbohidrat, protein, lipid) menyuplai energi bagi tubuh.
  2. Vitamin membantu penggunaan makronutrien dan mempertahankan jaringan tubuh.
  3. Mineral mempertahankan homeostasis.
  4. Air sebagai pelarut dalam tubuh, dan sebagai alat transport untuk mendistribusikan nutrien ke jaringan.

Metabolisme makromolekul bahan makanan dalam tubuh adalah :
1.      Absorptive-state : katabolisme ® penguraian molekul zat makanan yang besar menjadi molekul yang lebih kecil; reaksi  oksidasi; melepaskan energi atau panas; reaksi eksorgenik; membebaskan elektron.
2.      Post absorptive state/ fasted state : anabolisme ® sintesis molekul yang lebih kecil menjadi molekul yang lebih besar; reaksi reduksi; membutuhkan energi atau panas; reaksi endorgenik; menyerap elektron.


Proses metabolisme makromolekul bahan makanan

Bahan makanan sebagai sumber energi (Makronutrien), diantaranya :
1.    LIPID (LEMAK)
Ø  Diabsorbsi terutama dalam bentuk asam lemak dan gliserol.
Ø  Asam lemak ® bentuk utama lemak di dalam darah.
Ø  Asam lemak esensial yang harus disuplai dari makanan ialah asam linoleat dan asam lenolenat Þ sebagai prekursor untuk prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien.
Ø  Zat ini dapat digunakan sebagai sumber energi oleh jaringan dan mudah disimpan sebagai trigliserida di jaringan adiposa.
Ø  Proporsi lemak dalam diet dianjurkan sebanyak 30% dari total kalori.
Ø  Lipid yang kita makan dapat meningkatkan palatability of food dan menimbulkan rasa kenyang.
2.        KARBOHIDRAT
Ø  Komposisi karbohidrat dalam diet dianjurkan sebesar 55% dari total kalori.
Ø  Sebagian besar diabsorbsi dalam bentuk glukosa.
Ø  Konsentrasi glukosa plasma paling penting ® karena hanya glukosa yang dapat di metabolisme oleh otak.
Ø  Jika kadar glukosa darah dalam batas normal ® sebagian besar jaringan menggunakan glukosa sebagai sumber energi.
Ø  Kelebihan glukosa akan disimpan sebagai glikogen. Sintesis glikogen dari glukosa disebut glikogenesis.
Ø  Simpanan glikogen terbatas sehingga kelebihan glukosa yang lain diubah menjadi lemak (lipogenesis).
Ø  Jika kadar glukosa darah turun, tubuh mengubah glikogen kembali menjadi glukosa (glikogenolisis)
Ø  Dengan menyeimbangkan metabolisme oksidatif, sintesis glikogen, pemecahan glikogen, dan sintesis lemak, tubuh dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal.
Ø  Jika homeostasis gagal dan glukosa darah melebihi kadar kritis (pada diabetes mellitus), kelebihan glukosa akan diekskresi dalam urin.
Ø  Ekskresi glukosa dalam urin hanya terjadi jika ambang ginjal untuk reabsorbsi glukosa terlampaui.
3.    PROTEIN
Ø  Asam amino dalam tubuh terutama digunakan untuk sintesis protein. Tetapi, jika asupan glukosa rendah, asam amino dapat diubah menjadi glukosa melalui jalur yang disebut glukoneogenesis yaitu pembentukan glukosa baru dari prekursor nonkarbohidrat.
Ø  Proporsi protein sebagai sumber energi  dalam diet yang dianjurkan adalah sebesar 15%.
Ø  Asam amino merupakan sumber utama untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis, tetapi gliserol dari trigliserida juga dapat digunakan.
Ø  Glukoneogenesis dan glikogenolisis penting untuk memback up sumber glukosa pada saat puasa.




B.       ENZIM, HORMON DAN MINERAL DAN PERANNYA DALAM METABOLISME MAKROMOLEKUL

1.      Mineral
Mineral merupakan unsur essensial bagi fungsi normal sebagian enzim dan sangat penting dalam pengendalian komposisi cairan tubuh 65% adalah air dalam bobot tubuh. Komponen-komponen anorganik tubuh manusia terutama adalah Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium, Besi, Fosfor, Klorida dan Sulfur. Sebagian dari unsur-unsur tersebut adalah mineral-mineral tulang dan ion-ion dapat sebagai cairan tubuh.
Berdasarkan jenisnya, mineral dibagi 2 macam yaitu, sebagai berikut:
a.     Makromineral (terdiri dari: kalsium, Al, Mg, P, sodium (Na), dan sulfur)
b.    Mikromineral (terdiri dari: Fe, I2, Flour, Mn, Zinc, cuprum, cobalt dan kromium)
Sumber dan fungsi mineral, diantaranya :
1.    Kalsium dan fosfor
Tubuh manusia mengandung sekitar 22 gram kalsium per kg berat badan tanpa lemak. Kira-kira 99% kalsium terdapat dalam tulang dan gigi. Peranan kalsium tidak saja pada pembentukan tulang dan gigi tersebut di atas, namun juga memegang peranan penting pada berbagai proses fisiologik dan biokhemik di dalam tubuh, seperti pada pembekuan darah, eksitabilitas saraf otot, kerekatan seluler, memelihara dan meningkatkan fungsi membran sel, mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi hormon. Bahan makanan yang kaya akan kalsium : susu, keju dan es krim, brokoli, kacang-kacangan dan buah-buahan.
 Kalsium berperan dalam perangsangan saraf dan otot, penggumpalan darah, perantara dalam tanggap hormonal dan beberapa aktivitas enzim. Tubuh manusia mengandung sekitar 12 gram fosfor per kilogram jaringan tanpa lemak. Dari jumlah ini kira-kira 85% terkandung dalam kerangka tulang. Fosfor adalah bagian dari senyawa tinggi energi ATP yang diperlukan dalam suplai energi untuk kegiatan seluler. Karena peranannya yang sangat penting dalam metabolisme pada jaringan hewan dan tanaman maka mineral ini umumnya terdapat dalam setiap bahan makanan. Fosfor dari makanan diabsorpsi dalam bentuk bebas. Kira-kira 60-70% fosfor dari makanan dapat diserap.
2.    Magnesium
Sumber dari magnesium di antaranya adalah : sayur-sayuran hijau, kedelai, dan kecipir. Sedangkan fungsi dari magnesium adalah :
a.    Sebagai aktifator enzim peptidase dan enzim lain yang memecah gugus phospat
b.    Sebagai obat pencuci perut
c.    Meningkatkan tekanan osmotik
d.   Membantu mengurangi getaran otot
Orang dewasa pria membutuhkan magnesium sebanyak 350mg/hari dan untuk dewasa wanita membutuhkan magnesium sebanyak 300mg/hari. Jika terjadi defisiensi, maka akan menimbulkan gangguan metabolik, insomania, kejang kaki serta telapak kaki dan tangan gemetar.
3.    Fe (Besi)
Jumlah seluruh besi di dalam tubuh orang dewasa terdapat sekitar 3.5 g, di mana 70 persennya terdapat dalam hemoglobin, 25 persennya merupakan besi cadangan (iron storage) yang terdiri dari feritin edan homossiderin terdapat dalam hati, limfa dan sum-sum tulang. Sumber besi di antaranya adalah: telur, daging, ikan, tepung, gandum,roti sayuran hijau, hati, bayam, kacang-kacangan, kentang, jagung dan otot. Fungsi besi di antaranya adalah :
a.    Untuk pembentukan hemoglobin baru.
b.    Untuk mengembalikan hemoglobin kepada nilai normalnya setelah terjadi pendarahan.
c.    Untuk mengimbangi sejumlah kecil zat besi yang secara konstan dikeluarkan tubuh, terutama lewat urine, feses dan keringat.
d.   Untuk menggantikan kehilangan zat besi lewat darah tubug.
e.    Pada laktasi untuk sekresi air susu.
Kebutuhan akan zat besi untuk berbgai jenis kelamin dan golongan usia adalah sebagai berikut:
a.    Untuk laki-laki dewasa : 10 mg/hari
b.    Wanita yang mengalami haid : 12 mg/hari
c.    Anak-anak umur 7-10 tahun : 2,3-3,8 mg/hari
d.   Orang dewasa : 10-15 mg/hari
Zat besi yang tidak mencukupi bagi pembentukan sel darah, akan mengakibatkan anemia, menurunkan kekebalan individu, sehingga sangat peka terhadap serangan bibit penyakit
4.    Natrium
Tubuh manusia mengandung 1,8 gram natrium (Na) perkilo gram berat badan bebas lemak, dimana sebagian besar terdapat dalam cairan ekstraseluler. Kandungan natrium dalam plasma sekitar 300-355 mg/100 ml. Karena natrium merupakan kation utama dari cairan ekstraseluler, pengontrolan osmolaritas dan volume cairan tubuh sangat tergantung pada ion natrium dan risio natrium terhadap ion lainnya. Natrium mampu membuat membran sel menjadi permeabel, sementara itu transmisi syaraf dan kontraksi otot melibatkan pertukaran natrium ekstraseluler dan kalium ekstraseluler. Hanya sejumlah kecil natrium berada dalam intraseluler.
Dalam tulang, natrium dalam tulang kira-kira sebanyak 30-45% dari total natrium tubuh. Metabolisme natrium terutama diatur oleh aldosteron suatu hormon korteks adrenal yang meningkatkan reabsorbsi natrium dari ginjal. Bila hormon tersebut tidak ada maka ekskresi natrium demikian jarang sekali dijumpai keadaan defisiensi pada nmanusia, sebab mineral ini terdapat di dalam hampir semua bahan makanan. Pangan nabati mengandung natrium lebih sedikit di bandingkan dengan pangan hewani. Kehilangan natrium yang berlebihan karena muntah-muntah, diare dan berkeringat. Akibat dari deplesi natrium sangat erat berhubungan dengan status keseimbangan air. Bila kehilangan air, maka akan tampak gejala-gejala deplesi cairan ekstraselular: volume darah tinggi, tinggi hematokrit, tekanan darah rendah dan otot kram.
5.    Iodium
Sumber iodium di antaranya adalah : sayur-sayuran, ikan laut, dan rumput laut. Sedangkan funsi dari iodium di antaranya dalah sebagai komponen esensial tiroksin dan kelenjar tiroid.
6.    Floor
Sumber floor di antaranya adalah air, makanan laut, tanaman, ikan dan makanan hasil ternak. Sedangkan fungsi floor di antaranya adalah :
a.    Untuk pertumbuhan dan pembentukan struktur gigi.
b.   Untuk mencegah karies gigi.
c.    Kebutuhan floor antara dari panas dan daerah kurang panas berbeda.
7.    Khlor
Sumber dari khlor di antaranya adalah garam, keju, ikan, udang, bayam dan seledri. Sedangkan fungsi dari khlor diantaranya adalah :
a.    Aktivator amylase dan pembentukan HCl lambung.
b.   Mengaktifkan enzim amilase dalam mulut untuk memecah pati.
c.    Membantu menjaga tekanan osmotic.
8.    Zinc
Sumber utama Zinc adalah daging, unggas, telur, ikan, susu, keju, hati, lembaga gandum, ragi, selada, roti dan kacang-kacangan. Sedangkan fungsi Zinc di antaranya adalah :
a.    Meningkatkan keaktifan enzim
b.   Meningkatkan pertumbuhan
Jika terjadi defisiensi maka menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan gangguan kesembuhan luka
9.    Tembaga
Sumber utama dari tembaga adalah susu dan sereal. Sedangkan fungsi dari tembaga adalah berperan dalam kegiatan enzim pernafasan sebagai kofaktor bagi enzim tironase dan sitokromokdiase.
10.   Kobalt
Merupakan koostifuen vitamin B12 yang diperlukan bagi perkembangan normal sel-sel darah merah. Sumber utamanya adalah vitamin B12, B1, dan sayuran berdaun hijau. Kobalt mempunyai fungsi untuk keseimbangan tubuh ruminansia.

Semua jaringan tubuh hewan atau manusia, pangan dan pakan mengandung zat inorganik yang disebut unsur hara atau mineral dengan jumlah yang berbeda-beda. Zat inorganik tersebut dalam pakn atau jaringan dapat diperoleh pada saat pengabuan dalam rangka analisa proeksimat. Dalam abu zat inorganik tersebut dalam bentuk oksida, carbonat dan sulfat. Mula-mula dalam ilmu nutrisi, zat-zat yang sering mengalami kekurangan adalah protein dan energi. Setelah kedua hal tersebut diketahui maka banyak penemuan-penemuan perihal kekurangan mineral sebagai zat mikro nutrien bersama vitamin, pada hewan ruminansia mineral lebih kritis daripada vitamin, karenma ruminansia dapat membentuk beberapa vitamin dalam tubuhnya.
Pada saat ini diketemukan 22-23 mineral yang dipandang merupakan unsur esensial untuk ternak. Dari kemampuan 22-23 mineral yang dipandang merupakan unsur esensial untuk ternak. Dari kemampuan 22-23 unsur tadi 7 unsur disebut macro mineral dan 15-16 unsur disebut mikro mineral. Ketujuh unsur macro mineral tersebut adalah: calcium, phosporus, magnesium, sodium, sulphur, potasium dan chlorine. Sedangkan yang trace mineral adalah :iron, iodine, zinc, copper, manganesa, cobalt, molybdenum (MO), selenium, chromium, tin (Sn), vanadium (V), flourine, silicon, nickel, cadmium,dan arsenic (As). Kedelapan disebutkan terakhir disebut “newer trace mineral”, yang peranannya dalam tubuh ternak masih terus dicari informasinya. Terdapat saling interaksi antara beberapa mineral misalnya antara copper, molybdenum dan sulphur. Bila MO dan S terlalu tinggi dalam pakan maka dapat terjadi defiseensi copper.
Ada tiga fungsi utama mineral yaitu:
a.    Sebagai kompenen utama tubuh (struktural element) atau penyusun kerangka tulang, gigi dan otot-otot. Ca, P, Mg, Fl dan Si untuk pembentukan dan pertumbuhan gigi sedang P dan sekolah luar biasa untuk penyusunan protein jaringan.
b.    Merupakan unsur dalam cairan tubuh atau jaringan, sebagai elektrolit yang mengatur tekanan osmuse (Fluid balance), menegatur keseimbangan basa asam dan permeabilitas membran. Contoh adalah Na, K, Cl, Ca dan Mg.
c.    Sebagai aktifator atau terkait dalam peranan enzim dan hormon.

2.      ENZIM
Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalisator reaksi-reaksikimia yang terjadi dalam sistem biologi. Karena merupakan katalisator, maka enzim sering disebut biokatalisator. Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat reaksi kimia tetapi tidak mengubah kesetimbangan reaksi atau tidak mempengaruhi hasilakhir reaksi.
1.    Komponen enzim
Enzim adalah senyawa protein sederhana maupun protein kompleks yang bertindak sebagai katalisator spesifik. Enzim yang tersusun dari protein sederhana jika diuraikan hanya tersusun atas asam amino saja, misalnya pepsin, tripsin, dan kemotripsin. Sementara itu enzim yang berupa protein kompleks bila diuraikan tersusun atas asam amino dan komponen lain.Enzim lengkap disebut holoenzim terdiri atas komponen protein dan nonprotein.Komponen protein yang menyusun enzim disebut apoenzim. Penyusun enzim yang berupa komponen nonprotein dapat berupa komponen organik dannonorganik. Komponen organik yang terikat kuat disebut gugus prostetik. Sedangkan yang terikat lemah disebut koenzim.Komponen anorganik yang terikat lemah pada protein enzim disebut kofaktor atau aktivator.
2.    Cara kerja enzim
Salah satu ciri khas enzim yaitu bekerja secara spesifik artinya enzim hanya dapat bekerja pada substrat tertentu. Bagaimana cara kerja enzim? Beberapa teori berikut menjelaskan tentang cara kerja enzim yaitu :
Ø Lock and key theory.
 Teori ini dikemukakan oleh fischer. Enzim ini diumpakan sebagai gembok yangyang mempunyai bagian kecil dan dapat mengikat substrat. Bagian enzim yangdapat berikatan dengan substrat disebut sisi aktif. Substrat diumpakan kunciyang dapat berikatan dengan sisi aktif enzim. Selain sisi aktif pada enzim jugaditemukan adanya sisi alosterik. Sisi alosterik diibaratkan sebagai saklar.Apabila sisi alosterik berikatan dengan penghambat konfigurasi enzim akan berubah sehingga aktivitasnya berkurang. Namun jika sisi alosterik berikatandengan aktivator maka enzim akan berikatan kembali. 
Ø Induced fit theory
Sisi aktif enzim bersifat fleksibel sehingga dapat berubah bentuk menyesuaikan bentuk substrat.
3.    Penghambatan aktifitas enzim
Reaksi kimia yang dikatalisir enzim dapat mengalami gangguan atau hambatan.Molekul atau ion yang menghambat kerja enzim disebut inhibitor. inhibitor terbagi dalam 3, yaitu:











3.    HORMON

Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang mengatur homeostasis, reproduksi, metabolisme, dan tingkah laku.  Sistem hormon (sistem endoklin = sistem kelenjar buntu) yaitu sistem yang terdiri atas kelenjar-kelenjar yang melepaskan sekresinya ke dalam darah. Hormon berperan dalam pengaturan metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, mempertahankan homeostasis, reaksi terhadap stress, dan tingkah laku.
A. Kelenjar-kelenjar yang terdapat dalam tubuh manusia :
1.    Kelenjar hipofisis (kelenjar pituitari)
Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior.
a) Hipofisis lobus anterior yaitu menghasilkan :
Ø Hormone tirotropin (Tiroid stimulating hormone, TSH) berfungsi memelihara pertumbuhan dan perkembangan kelenjar targetnya (tiroid kelenjar gondok) dan merangsang tiroid untuk mensekresikan hormone tiroksin.
Ø  Andrenocorticotrophi (corticotropia, ACTH) berfungsi memelihara pertumbuhan dan perkembangan normal korteks adrenal dan merangsang untuk mengsekresikan kortisol dan glucocorticoid yang lain.
Ø Gonadotropin, yang terdiri dari Follicle stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH) SomatotropicØ hormone (Ghowth hormone, GH) yaitu hormone yang menyebabkan pertumbuhan dari semua jaringan tubuh yang dapat tumbuh.
Ø Prolaktin (Luteotropic hormone, LTH) berfungsi untuk merangsang sekresi kelenjar susu (glandula mamae).
b)   Hipofisis lobus intermedia yaitu hormon perangsang melanosit atau (Melanosit Stimulating Hormon MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.
c)    Hipofisis lobus posterior yaitu hormon yang dihasilkan :
Ø Hormone vasopressin atau antidiuretik hormone (ADH) yaitu berfungsi untuk mencegah pembentukan urine dalam jumlah banyak dan berpengaruh dalam pengaturan tekanan darah.
Ø Hormon oksitosin yang berfungsi merangsang kontraksi yang kuat pada uterus sehingga penting dalam membantu proses kelahiran.
2.    Kelenjar Tiroid 
Kelenjar tiroid ialah organ endokrin yang terletak di leher manusia. Fungsinya ialah mengeluarkan hormon tiroid. Antara hormon yang terpenting ialah Thyroxine (T4) dan Triiodothyronine (T3). Hormon-hormon ini mengawal metabolismE (pengeluaran tenaga) manusia Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus, satu di sebelah kanan dan satu lagi disebelah kiri. Keduanya dihubungkan oleh suatu struktur yang dinamakan isthmus atau ismus. Setiap lobus berbentuk seperti buah pir. Kelenjar tiroid mempunyai satu lapisan kapsul yang tipis dan pretracheal fascia. Pada keadaan tertentu kelenjar tiroid aksesoria dapat ditemui di sepanjang jalur perkembangan embriologi tiroid.
Struktur ismus atau isthmus yang dalam bahasa latin artinya penyempitan merupakan struktur yang menghubungkan lobus kiri dan kanan. Posisinya kira-kira setinggi cincin trakea 2-3 dan berukuran sekitar 1,25 cm. Anastomosis di antara kedua arteri thyroidea superior terjadi di sisi atas ismus, sedangkan cabang-cabang vena thyroidea inferior ber-anastomosis di bawahnya. Pada sebagian orang dapat ditemui lobus tambahan berupa lobus piramidal yang menjulur dari ismus ke bawah.
Darah ke kelenjar tiroid dibekalkan oleh arteri superior thyroid yang merupakan cabang pertama arteri external carotid (ECA). Arteri ini menembusi pretracheal fascia sebelum sampai ke bahagian superior pole lobe kelenjar tiroid. Saraf laryngeal terletak berhampiran(di belakang) arteri ini, jadi jika dalam pembedahan tiroidektomi, kemungkinan besar saraf ini terpotong jika tidak berhati-hati.
Sel tiroid adalah satu-satunya sel dalam tubuh manusia yang dapat menyerap iodin atau yodium yang diambil melalui pencernaan makanan. Iodin ini akan bergabung dengan asam amino tirosin yang kemudian akan diubah menjadi T3 (triiodotironin) dan T4 (triiodotiroksin). Dalam keadaan normal pengeluaran T4 sekitar 80% dan T3 15%. Sedangkan yang 5% adalah hormon-hormon lain seperti T2, T3 dan T4 membantu sel mengubah oksigen dan kalori menjadi tenaga (ATP = adenosin tri fosfat). T3 bersifat lebih aktif daripada T4. T4 yang tidak aktif itu diubah menjadi T3 oleh enzim 5-deiodinase yang ada di dalam hati dan ginjal. Proses ini juga berlaku di organ-organ lain seperti hipotalamus yang berada di otak tengah. Hormon-hormon lain yang berkaitan dengan fungsi tiroid ialah TRH (tiroid releasing hormon) dan TSH (tiroid stimulating hormon). Hormon-hormon ini membentuk satu sistem aksis otak (hipotalamus dan pituitari)- kelenjar tiroid. TRH dikeluarkan oleh hipotalamus yang kemudian merangsang kelenjar pituitari mengeluarkan TSH. TSH yang dihasilkan akan merangasang tiroid untuk mengeluarkan T3 dan T4. Oleh karena itu hal yang mengganggu jalur diatas akan mentyebabkan produksi T3 dan T4
3.    Kelenjar langerhans (pankreas)
Pulau langerhans mempunyai sel-sel alfa dan beta.
a) Sel-sel alfa menghasilkan glukogon yang berfungsi meninggikan gula darah.
b) Sel-sel beta menghasilkan hormone insulin yang berfungsi mengubah gula darah menjadi gula otot (menurunkan gula darah).
c) Selain itu pancreas juga menghasilkan kelenjar pencernaan.
4.    Kelenjar paratiroid
Kelenjar ini menghasilkan hormone paratormon (PTH), yang terletak menempel pada permukaan kelenjar tiroid dan berjumlah 4 buah.
Hormon paratormon (PTH) berperan dalam metabolisme kalsium dan fosfot di dalam darah. Kekurangan hormone paratiroid dapat mengakibatkan gejala kekejangan otot. Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal, suprarenalis). Kelenjar anak ginjal terletak menempel di atas ginjal, yang terdiri atas 2 bagian, yaitu :
a)    Bagian korteks
Menghasilkan hormone deoksikortison dan kortison. Kekurangan hormone ini dapat menimbulkan penyakit Addison yang dapat mengakibatkan kematian.
b)   Bagian medulla
Menghasilkan adrenalin (epinefrin). Hormon adrenalin berfungsi
 Untuk mengubah
gula otot (glikogen) menjadi gula darah (glukosa)
 Menyempitkan
pembuluh darah sehingga menaikkan tekanan darah
 Bersama dengan
hormone insulin, adrenalin mengatur kadargula darah sampai 0,1%.
5.    Kelenjar kelamin
Kelenjar kelamin pria (testis). Testis mempunyai 2 fungsi utama menghasilkan sel-sel mani (sperma) oleh tubulus seminifelus dan sekresi hormone jantan (antrogen) yaitu hormone testosterone oleh sel-sel leydig.
Hormon testosterone berfungsi untuk mempengaruhi spermatogenesis (pembentukan sperma) dan menimbulkan sifat-sifat seks sekunder pada pria seperti suara yang besar, tumbuh cabang, dan lain-lain.
Kelenjar kelamin wanita (ovarium). Ovarium dapat menghasilkan ovum (sel telur) dan hormone-hormon ekstrogen dan progesterone.
Estrogen berpengaruh pada : pematangan sel-sel
kelamin,
pertumbuhan alat kelamin
, pemeliharaan sistem reproduksi, menimbulkan tanda-tanda seks sekunder pada wanita.

Progesteron dihasilkan oleh korpus leuteun yaitu badan kuning di dalam ovarium. Progesteron berfungsi :  Mempengaruhi kontraksi otot rahim
. Pada endometrium uterus berfungsi mempersiapkan untuk nidasi bloktostocyst dan mempercepat pertumbuhan kelenjar pada endonetrium uterus.

C.      HOMEOSTASIS DALAM METABOLISME MAKROMOLEKUL (GLIKOLISIS, GLUKONEOGENESIS, GLIKOGENESIS, GLIKOGENOLISIS, SIKLUS KREBS)

Homeostatis (keseimbangan internal yang konstan) adalah suatu keadaan dinamis, suatu keterkaitan antara gaya luar yang cenderung mengubah lingkungan internal dan mekanisme kontrol internal yang melawan perubahan tersebut. Homeostatis bergantung pada perputaran umpan balik, setiap sistem kontrol homeostatis memiliki 3 komponen fungsional, yaitu:
1.    Reseptor → mendeteksi perubahan beberapa variabel lingkungan internal, seperti perubahan suhu tubuh.
2.    Pusat kontrol memproses informasi yang diterima dari reseptor dan mengarahkan suatu respon yang tepat melalui efektor.
3.    Efektor

1.    GLIKOLISIS
Metabolisme merupakan total reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup untuk kelangsungan kehidupannya. Secara keseluruhan reaksi-reaksi tersebut bertanggungjawab untuk menjaga availabilitas organisme. Reaksi-reaksi tersebut secara sendiri-sendiri mungkin tidak penting, tetapi secara keseluruhan dalam jejaring akan membentuk puzzle yang sangat dibutuhkan untuk keseimbangan fungsi biokimia. Adanya gangguan pada salah satu reaksi akan menyebabkan abnormalitas metabolisme.
Reaksi-reaksi metabolisme dapat dibagi menjadi dua sesuai dengan tujuan reaksinya, yaitu katabolisme dan anabolisme. Katabolisme merupakan reaksi peluruhan (degradasi) yang menghasilkan energi, sedang anabolisme merupakan reaksi sintesis yang memerlukan energi. Keduanya berjalan secara seimbang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan hidup organisme.
Glukosa merupada senyawa golongan karbohidrat yang merupakan sumber energi utama bagi makhluk hidup karena glukosa berasal dari proses fotosintesis yang mengkonversi energi matahari menjadi energi kimia. Energi yang terkandung dalam senyawa glukosa selanjutnya akan ditransformasi melalui serangkaian reaksi katabolisme yang dinamakan glikolisis. Glikolisis terjadi di dalam sitosol di dalam sel yang menghasilkan senyawa luruhan dan energi konversi dalam bentuk senyawa kimia yang lain (ATP).
Glukosa di dalam sitoplasma akan dipecah secara enzimatis berantai menjadi asam piruvat dengan menghasilkan 2 mol ATP. Proses ini disebut respirasi anaerob (glikolisis anaerob). Ada 2 (dua) jalur yaitu:
1.      Jalur Embden Meyerhof
2.      Heksosamonoposfat shunt
Asam piruvat selanjutnya akan mengalami beberapa kemungkinan diubah menjadi:
1.      Asam laktat dengan menghasilkan 2 mol ATP. Peristiwa ini meningkat pada saat tubuh kekurangan oksigen, misalnya pada saat latihan atau bekerja terlalu keras. Asam laktat yang dihasilkan ini dapat menurunkan pH yang akan mempengaruhi daya hidup sel.
2.      Asetaldehida kemudian menjadi alkohol. Proses ini disebut fermentasi (hanya terjadi pada bakteri, jamur dan tumbuhan).
3.      Asetil Ko-A selanjutnya siklus Kreb’s dan transport electron menjadi ATP.

Metabolisme glukosa di hati
Glukokinase merupakan enzim yang berperan dalam glikolisis di lever dan reaksinya tidak dihambat oleh produknya, glukosa-6-fosfat. Enzim ini bekerja pada level glukosa darah yang tinggi.
Glukosa-6-fosfat yang berlebihan di dalam hati akan dikonversi menjadi glukosa-1-fosfat dan selanjutnya diubah menjadi glikogen. Akan tetapi apabila kadar gula di dalam darah menurun, glukosa-6-fosfat akan dikonversi menjadi glukosa dengan melepas fosfat ion dengan katalisator Glukosa-6- fosfatase. Kedua enzim tersebut hanya ditemukan di hati yang berguna untuk kontrol kadar gula darah.

2.    GLUKONEOGENESIS
Glukoneogenesis merupakan istilah yang digunakan untuk mencakup semua mekanisme dan lintasan yang bertanggung jawab untuk mengubah senyawa nonkarbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Subtrat utama bagi glukoneogenesis adalah asam amino glukogenik, laktat, gliserol dan propionat. Hati dan ginjal merupakan jaringan utama yang terlibat karena kedua organ tersebut mengandung komplemen enzim-enzim yang diperlukan. Apabila ketersediaan glukosa tidak tercukupi, maka lemak dan protein akan diubah menjadi asetil koenzim A (Asetil Ko-A) sehingga dapat masuk ke siklus Kreb's. Peristiwa pembentukan glukosa dari asam amino dan asam lemak disebut glukoneogenesis.
Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan tubuh akan glukosa pada saat karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup di dalam makanan. Pasokan glukosa yang terus menerus diperlukan sebagai sumber energi, khususnya bagi sistem syaraf dan eritrosit. Kegagalan pada glukoneogenesis biasanya berakibat fatal. Kadar glukosa darah di bawah nilai yang kritis akan menimbulkan disfungsi otak yang dapat mengakibatkan koma dan kematian. Glukosa juga dibutuhkan di dalam jaringan adiposa sebagai sumber gliserida-gliserol, dan mungkin mempunyai peran di dalam mempertahankan kadar intermediat pada siklus asam sitrat dibanyak jaringan tubuh. Bahkan dalam keadaan lemak memasok sebagian besar kebutuhan kalori bagi organisme tersebut, selalu terdapat kebutuhan basal tertentu akan glukosa. Glukosa merupakan satu-satunya bahan bakar yang yang memasok energi bagi otot rangka pada keadaan anaerob. Unsur ini merupakan prekursor gula susu (laktosa) di kelenjar payudara dan secara aktif diambil oleh janin. Selain itu, mekanisme glukoneogenik dipakai untuk membersihkan berbagai produk metabolisme jaringan lainnya dari darah, misal laktat yang dihasilkan oleh otot dan eritrosit, dan gliserol yang secara terus-menerus diproduksi oleh jaringan adipose. Propionat, yaitu asam lemak glukogenik utama yang dihasilkan dalam proses digesti karbohidrat oleh hewan pemamah biak, merupakan substrat penting untuk Glukoneogenesis di dalam tubuh spesies ini.
Substrat untuk glukoneogenesis adalah :
1.    Asam laktat yang berasal dari otot, sel darah merah, medulla dari glandula supra-renalis,retina dan sumsum tulang .
2.    Gliserol, yang berasal dari jaringan lemak.
3.    Asam propionat, yang dihasilkan dalam proses pencernaan pada hewan memamah biak.
4.    Asam amino glikogenik 21
                                                      Gambar Proses Glukoneogenesis

3.    SINTESIS GLIKOGEN (GLIKOGENESIS)
Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis. Jadi, glikogenesis adalah proses anabolisme glikogen dari glukosa terutama terjadi di hati dan otot yang bertujuan untuk menambah simpanan glikogen dalam tubuh sebagai cadangan makanan jangka pendek.
Pembentukan glikogen (glikogenesis) terjadi hampir dalam semua jaringan, tapi yang paling banyak adalah dalam hepar dan dalam otot. Setelah seseorang diberi diet tinggi karbohidrat (hidrat arang), kemudian heparnya dianalisis , maka akan didapatkan kurang lebih 6% berat basah terdiri dari glikogen. Namun 12 sampai 18 jam kemudian, hampir semua glikogen habis terpakai. Dalam otot kandungan glikogen jarang melebihi satu persen, tapi untuk menghabiskan glikogen tersebut agak sulit, yaitu misalnya dengan olah raga berat dan lama.
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:
1.    Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.
     ATP + D-glukosa → D-glukosa 6- fosfat + ADP
2.    Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat( glukosa 1,6-bisfosfat bertindak sebagai koenzim).
Glukosa 6-fosfat → Glukosa 1- fosfat
Enz-P + Glukosa 1-fosfat→ Enz + Glukosa 1,6-bifosfat →Enz-P + Glukosa 6-fosfat .
3.    Selanjutnya sampai pada reaksi kunci di dalam biosintesis glikogen yaitu reaksi yang tidak terlibat di dalam pemecahan glikogen. glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim uridin difosfat glukosa pirofosforilase (UDPG pirofosforilase) meng-katalisis pembentukan uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa).
UTP + Glukosa 1-fosfat → UDP-glukosa + Ppi (Lehninger, 1993)

4.        PROSES PEMECAHAN GLIKOGEN (GLIKOGENOLISIS)
Penguraian (degradasi) merupakan tahap yang dikatalisasi oleh enzim fosforilase dengan membatasi kecepatan dalam glikogenolisis.Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis. Jadi, glikogenolisis adalah proses katabolisme glikogen menjadi glukosa yang terjadi di hati sedangkan pada otot menjadi asam piruvat dan asam laktat.
Pemecahan glikogen dalam hepar dan otot berbeda dengan enzim yang terdapat dalam pencernaan. Enzim glikogen fosforilase akan melepaskan unit glukosa dari rantai cabang glikogen yang tidak bisa direduksi.
Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian, proses ini memiliki lintasan terpisah. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini 4 glikogen untuk spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 1 menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang 6.atau lebih ada 4 buah residu glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang 1.  (C6)n ( glikogen) + Pi → 4 (C6)n-1 (glikogen) + Glukosa 1-fosfat (Howell, 1978).
Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida 6dari satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 1 6 memerlukan kerja enzim enzim pemutus terpajang. Hidrolisis ikatan 1 cabang (debranching enzyme) yang spesifik. Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat berlangsung.

Enzim ini hanya memecah ikatan α-1-4 glikosidik, dan berhenti pada empat residu dari titik cabang. Enzim amilo (α 1,4)(α 1,4) glukan transferase, memindah tiga unit glukosa yang terikat pada rantai cabang (yang tinggal empat) pada rantai yang lain membentuk “rantai” lurus. Selanjutnya enzim glikogen fosforilase akan memecah ikatan α-1,4 sampai 4 unit glukosa dari titik cabang, demikian seterusnya.
Debranching enzim (amilo 1,6-glukosidase) memecah ikatan glukosidik 1,6 dan menghasilkan glukosa. Dalam otot glukosa yang dihasilkan tidak cukup banyak untuk dieksport keluar sel, kemungkinan dipakai oleh sel otot itu sendiri.
Glukosa 1-fosfat yang terlepas diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim fosfoglukomu-tase. Senyawa ini bisa masuk jalur glikolisis atau jalur lainnya. Di hepar, ginjal dan epitel usus halus glukosa 6-fosfatase yang spesifik memecah ikatan ester dan melepaskan glukosa ke peredaran darah. Enzim ini tidak didapatkan dalam otot.

D.      GANGGUAN METABOLISME
Gangguan Metabolisme Lemak
1.      Kelebihan lemak (Obesitas)
Terjadi karena kalori yang didapat lebih besar dari kalori yang dimetabolisme (hipometabolisme). Terjadi pada hipopituitarisme dan hipotiroidisme. Selain itu terjadi akibat kalori yg dibutuhkan menurun yang menyebabkan berat badan naik, meskipun diberi makan tidak berlebihan. Didalam tubuh lemak ditimbun pada jaringan subkutis, jaringan retroperitoneum, peritoneum, omentum, pericardium dan pankreas. Obesitas dapat mengakibatkan memperberat hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.
2. Hiperlipemia
Terjadi akibat jumlah lipid darah total dan kolesterol meningkat, hiperlipema terdapat pada : diabetes melitus tidak diobati, hipotiroidisme, nefrosis lupoid, penyakit hati, sirhrosis biliaris, xantomatosa, hiperlipidemi, hiperkholesterolemi. Penimbunan lemak terjadi di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya arteriosclerosis.
3. Defisiensi lemak
Defisiensi lemak pada umunya terjadi pada pasien-pasien kelaparan (starvation), gangguan penyerapan (malabsorption), penyakit celiac, sprue, penyakit whipple. Tubuh terpaksa mengambil kalori dari simpanannya karena intake kurang, yang mula-mula dimobilisasi oleh karbohidrat dan lemak, dan hanya pada keadaan gizi buruk akhirnya protein diambil dari jaringan. Pada penyakit whipple selain difisiensi lemak, juga difisensi protein, karbohidrat dan vitamin.
Gangguan Metabolisme Karbohidrat
1.    Diabetes melitus (Hiperglykemia)
ü  Dasar penyakit adalah defisiensi insulin.
ü  Gejala klinis penyakit :
q  Hiperglikemia
q  Glikosuria 
q  Dapat diikuti gangguan sekunder metabolisme protein dan lemak
q  Dapat berakhir dengan kematian
ü  Insidensi terbanyak usia 50 – 60 thn
ü  Dapat juga dekade pertama atau pada yang sudah lanjut
ü  Penyakit ini diturunkan secara autosomal resesif
ü  Sebab tepat belum diketahui
ü  berhubungan dgn kelainan hormonal
q  Insulin
q  Growth hormon
q  Hormon steroid
ü  Keadaan diabetes timbul akibat ketidak seimbangan dalam interaksi pankreas, hipofisis dan adreanal
2.      Pankreas
ü  Pankreas mempunyai pulau Langerhans : sel beta dan sel alpha
q  Sel beta : hormon insulin
q  Sel alpha : menghasilkan hormon glukgon
q  Efek anti insulin → berfungsi sebagai faktor hiperglikemik dan glikogenolitik → meningkatkan kadar gula darah
3.      Pembuluh darah
ü Bila gangguan metabolisme karbohidrat terlalu lama → hiperglikemik menahun, pada otot, hati dan jantung terjadi difisiensi.
ü Lemak dimobilisasi sebagai sumber tenaga →lemak dalam darah bertambah.
ü Lipaemia dan cholestrolimia → gangguan vaskular, dengan komplikasi  aterioskelosis merata → skeloris pembuluh darah arteri coronaria, ginjal dan retina
4.      Mata
ü Skelosis arteri retina → retinitis diabetika.
ü Berupa :
q  perdarahan kecil-kecil tidak teratur
q  pelebaran pembuluh darah retina dan berkeluk-keluk
q  kapiler-kapiler membentuk mikroaneurisma
5.      Jantung
ü Sklerosis arteri coronaria → infrak otot jantung
6.      Ginjal
ü Kelainan degeneratif pada alat vaskular glomeruler – tubular
ü pyleonepritis akut maupun kronis
7.      Kulit
ü Penimbunan lipid dlm makropag-makropag pada dermis →xantoma diabetikum
8.      Susunan syaraf
ü Pada syaraf tepi dan kadang medula spinalis
ü Perubahan degeneratif
q  Demyelinisasi 
q  Fibrosis 
q  Mungkin berhubungan dengan skelosis pembuluh darah
9.      Hati
ü Perlemakan → hepatomegali dan infiltasi glikogen
ü Disebabkan karena defisiensi karbohidrat → sumber tenaga dari lemak → imobilisasi lemak berlebihan → defisiensi lipotropik → lemak tidak dapat diangkut dari sel → penimbunan lemak berlebihan
10.  Klinis
ü Polyphagia : tubuh tidak dapat memetabolisme karbohidrat yg dimakan →penderita banyak makan
ü Polidipsia : glycosuria (diuresis osmotik) → kompensasi: penderita banyak minum
ü Polyuria : glycosuria (diuresis osmotik) → penderita banyak kencing
11.  Hipoglykemia
Patologis : Sering ditemukan pada 3 keadaan:
1.    Akibat pemakaian insulin berlebihan pada diabetes
2.    Pada pengobatan psykosis dengan shock hipoglikemik
3.    Akibat pembentukan insulin berlebihan pada  tumor pankreas yg dibentuk oleh sel beta
Gangguan Metabolisme Protein
Penyakit akibat  kelebihan protein (-)
1.      Defisiensi protein
ü  Terjadi pada pemasukan protein kurang → kekurangan kalori, asam amino, mineral, dan faktor lipotropik .
ü  Akibatnya :
n  Pertumbuhan tubuh
n  Pemeliharaan jaringan tubuh
n  Pembentukkan zat anti dan serum protein akan terganggu.
ü  Penderita mudah terserang penyakit infeksi, perjalanan infeksi berat, luka sukar sembuh dan mudah terserang penyakit hati akibat kekurangan faktor lipotropik


Macam-Macam Defisiensi Protein
1.         Hipoproteinemia
Sebab :
q  Exkresi protein darah berlebihan melalui air kemih
q  Pembentukan albumin terganggu spt pada penyakit hati
q  Absorpsi albumin berkurang akibat kelaparan atau penyakit usus, juga pada penyakit ginjal
2.         Hipo dan Agammaglubulinemia
Ada 3 jenis :
a.     Hipoagammaglobulinemia kongenital
n Penyakit herediter, terutama anak laki-laki antara 9 – 12 thn
n Mudah terserang infeksi. Kematian sering terjadi akibat infeksi
n Plasma darah tidak mengandung gamma protein
n Dapat terjadi penyakit hipersensitivas (ex: penyakit artritis) krn tubuh tidak dapat membentuk Ig
3.         Hipo/ (a) gammaglobulinemia didapat
q  Pada pria dan wanita pada semua usia
q  Penderita mudah terkena infeksi
q  Terjadi hiperplasi konpensatorik sel retikulum → mengakibatkan limfadenopathi dan splenomegali
4.         Hipoagammaglobulinemia sementara
q  Hanya ditemukan pada bayi
q  Merupakan peralihan pada waktu gamma globulin yang didapat dari ibu habis dan anak harus membentuk gamma globulin sendiri
5.         Pirai atau gout
n Akibat gangguan metabolisme asam urat → asam urat serum meninggi → pengendapan urat pada berbagai jaringan
n Asam urat merupakan hasil akhir dari pada metabolisme purin.
n Secara klinis :
q  Arthritis akut yg sering kambuh secara menahun
q  Pada jaringan ditemukan tonjolan-tonjolan disebut “tophus”
n Di sekitar sendi
n Bursa
n Tulang rawan
n Telinga
n Ginjal
n Katup jantung

























BAB III
PENUTUP

1.      Metabolisme adalah keseluruhan reaksi yang terjadi di dalam sel, meliputi proses penguraian dan sintesis molekul kimia yang menghasilkan dan membutuhkan panas (energi) serta dikatalisis oleh enzim.
2.      Metabolisme meliputi:
a.    Jalur sintesis (anabolisme/endorgenik)
b.    Jalur degradatif (katabolisme/eksorgenik)
3.      Makromolekul adalah komponen struktural dan fungsional utama sel. Makromolekul terdiri dari asam nukleat, protein, karbohidrat atau polisakarida, lemak atau lipid.
4.      Metabolisme makromolekul bahan makanan dalam tubuh adalah :
Ø  Absorptive-state : katabolisme
Ø  Post absorptive state/ fasted state : anabolisme
5.      Fungsi utama mineral yaitu:
a.       Sebagai kompenen utama tubuh (struktural element) atau penyusun kerangka tulang, gigi dan otot-otot.
b.      unsur dalam cairan tubuh atau jaringan, sebagai elektrolit yang mengatur tekanan osmuse (Fluid balance), menegatur keseimbangan basa asam dan permeabilitas membran.
c.       Sebagai aktifator atau terkait dalam peranan enzim dan hormon.
6.      Homeostatis (keseimbangan internal yang konstan) adalah suatu keadaan dinamis, suatu keterkaitan antara gaya luar yang cenderung mengubah lingkungan internal dan mekanisme kontrol internal yang melawan perubahan tersebut.
7.      Dalam melakukan homeostasis dalam metabolisme makromolekul  dibutuhkan proses glikolisis, glukoneogenesis, glikogenesis, glikogenolisis, dan siklus krebs.
8.      Gangguan metabolisme lemak, diantaranya :
Ø  Kelebihan lemak (Obesitas)
Ø  Hiperlipemia
Ø  Defisiensi lemak
12.  Gangguan metabolisme karbohidrat, contohnya diabetes melitus (Hiperglykemia).
13.  Gangguan metabolisme protein, contohnya defisiensi protein.


























DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. “Hormon Pada Manusia”. http://generasibiologi.blogspot.com/2009/06/pembahasan-makalah-hormon-pada-manusia.html. ( Diakses hari Senin, 26 Desember 2011 ; pukul 20.00 ).
Anonim. 2010. “Enzim Dalam Metabolisme” http://www.sebelasduabelasipa.co.cc/. (Diakses hari Senin, 26 Desember 2011 ; pukul 20.00 ).
Anonim. 2011. “Peran Metabolisme”. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Bb6-Metabolisme.pdf.  (Diakses hari Sabtu, 24 Desember 2011 ; pukul 19:30 ).
Aunurrofiqhidayat. 2011. “Metabolisme”. http://aunurrofiqhidayat.wordpress.com/tag/anabolisme. ( Diakses hari Sabtu, 24 Desember 2011 ; pukul 19:45 ).
Karin. 2008. “Gangguan Metabolisme dan Endokrin”. www.karin0508.student.umm.ac.id/files/.../gangguan-metabolisme.protein.ppt. (Diakses hari Senin, 26 Desember ; pukul 20.00).
Kuntarti. 2011. “Metabolisme” http://staff.ui.ac.id/internal/139903001/material/metabolisme.ppt. (Diakses hari Minggu, 25 Desember 2011 ; pukul 19.15 ).
Muchid, Abdul. 2008. “Katabolisme dan Anabolisme”. http://studyipa.blogspot.com/2008/08/katabolisme-dan-anabolisme.html. (Diakses hari Sabtu,  24 Desember 2011 ; pukul 19:25 ).
Zaifbio. 2009. “Vitamin, Mineral, dan Air”. http://zaifbio.wordpress.com/2009/02/01/%E2%80%9Cvitamin-mineral-dan-air%E2%80%9D. ( Diakses hari Senin, 26 Desember ; pukul 20.00 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar