Minggu, 22 Januari 2012

Proposal IMPB "Persilangan Monohibrida"

PROPOSAL
INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Media Pembelajaran Biologi yang diampu oleh Ibu Rina Astuti, S.pd.




Disusun Oleh:

Ellysa Purfianti                                   A 420 090 039
Inuk Arum P                                       A 420 090 040
Hidayah Novi S. L                              A 420 090 048
Siti Nur Hidayah                                 A 420 090 050
Riko Andriyanto                                 A 420 090 051




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2011
I.    JUDUL
Media Tiga Dimensi “Persilangan Monohibrida” untuk memudahkan siswa dalam memahami pewarisan dan hasil pewarisan sifat beserta penerapannya.

II.  PENDAHULUAN
A.    MEDIA
1.    Pengertian Media
Pengertian media sangatlah luas, demikian juga fungsi dan penerapannya. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar.
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran”. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
2.    Jenis – jenis media pembelajaran
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan–pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat–sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam pengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media, tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997 : 16) yaitu:
a)    Gambar diam ( baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead proyektor ).
b)   Gambar gerak ( baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara ).
c)    Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.
d)   Televisi.
e)    Benda – benda hidup, simulasi maupun model.
f)    Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).
Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut:
a)    Dilihat dari jenisnya, media dapat digolongkan menjadi media audio, media visual dan media audio visual.
b)   Dilihat dari daya liputnya, media dapat digolongkan menjadi media dengan daya liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan media pengajaran individual.
c)    Dilihat dari bahan pembuatannya, media dapat digolongkan menjadi media sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek.
d)   Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik.
3.    Manfaat media pembelajaran
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Seorang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan – pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah :
a)        Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata-katanya, tetapi tidak tahu maksudnya).
b)        Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
c)        Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa.
d)       Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) manfaat media pembelajaran yaitu :
a)    Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah.
b)   Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat didalam lingkungan belajar.
c)    Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.
d)   Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
e)    Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
f)    Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
g)   Membangkitkan motivasi belajar.
h)   Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar.
i)     Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan  menurut kebutuhan.
j)     Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang)
k)   Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.
4.    Prinsip – prinsip memilih media pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing, maka dari itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu :
a)    Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau pembelajaran pembedahan (kedokteran).
b)   Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan kepada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi.
c)    Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.

B. MATERI
                        Materi yang kelompok kami angkat dalam pembuatan media ini adalah tentang persilangan monohibrida. Materi dengan judul bab pewarisan dan hasil pewarisan sifat beserta penerapannya adalah materi untuk siswa SMP kelas IX semester 1.
SK       : Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup.
KD      : Mendeskripsikan proses pewarisan dan hasil pewarisan sifat beserta penerapannya.
Monohibrida adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat berbeda. Persilangan monohibrida ini sangat berkaitan dengan hukum  Mendel I  atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan ke dalam dua anakan”.
Mendel pertama kali mengetahui sifat monohibrida pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohibrida selalu berlaku hukum Mendel I.
Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan modern, belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam nukleat yang membina bahan genetic itu. Mendel menyebut bahan genetic itu hanya faktor penentu (determinant) atau disingkat dengan faktor.
Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet.
Pewarisan sifat atau yang lebih dikenal dengan hereditas merupakan suatu  pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat disebut dengan genetika. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen.
Adapun beberapa istilah dalam pewarisan sifat dan persilangan antara lain:
a.    Kromosom adalah struktur benang yang ada di dalam inti sel yang tugasnya bertanggung jawab dalam hal sifat keturunan (hereditas), yang tersusun atas sentromer dan lengan kromosom.
b.    Genatau disebut dengan istilah “substansi hereditas” yang terletak berada di dalam kromosom.
c.    Genotipe adalah suatu sifat dasar yang tidak tampak serta bersifat tetap pada individu. Genotipe itu berkodekan dengan simbol huruf yang diambil dari huruf paling depan dari sifat yang dimiliki oleh individu yang dipersilangkan.
d.   Alel adalah anggota dan suatu gen yang punya suatu pengaruh berlawanan. Misalnya, T menentukan sifat tinggi pada suatu tanaman, sedangkan t menentukan batang pendek. Dengan demikian, T dan t merupakan alel satu terhadap yang lain.
e.    Fenotipe merupakan sifat-sifat yang tampak pada suatu individu serta dapat diamati dengan panca indra. Misalnya seperti warna bunga merah, rambut keriting, rambut lurus, tubuh besar, badan tinggi, hidung mancung, kulit kuning, dan buah besar.
f.     Dominan merupakan salah satu sifat suatu individu yang dalam proses persilangannya mengalahkan atau menutupi pemunculan sifat individu lain dalam persilangan.
g.    Sifat resesif merupakan suatu sifat kebalikan dari sifat dominan, yaitu sifat suatu individu yang tidak muncul dalam keturunannya karena terkalahkan atau tertutupi oleh pemunculan sifat sejenis dari individu lain dalam persilangan.
h.    Intermediet adalah sifat suatu individu yang pemunculannya merupakan gabungan antara sifat kedua induk yang dipersilangkan.
i.      Hibrida punya arti sebagai hasil perkawinan antara dua individu yang punya sifat berbeda. Berikut ini istilah yang sering digunakan:
1)   Persilangan monohibrida, merupakan persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda.
2)   Persilangan dihibrida, yaitu persilangan antara dua individu dengan dua sifat beda.
3)   Fl  : Hasil persilangan pertama (keturunan pertama)
4)   F2 : Hasil persilangan kedua (keturunan kedua)
5)   P  : Parental/induk/orang tua
Menentukan Gamet dari Genotipe Tetua
Dalam suatu Proses pembentukan garnet berlangsungnya itu melalui proses pembelahan sel secara meiosis, dengan terjadi pengurangan jumlah kromosom sebanyak setengah jumlah kromosom sel induknya. Oleh sebab itu, gen yang terdapat di dalam kromosom sel anak juga menjadi setengah jumlah gen sel induknya.
Rumus umum yang dipakai untuk mencari jumlah macam garnet ialah 2″. Tanda n merupakan jumlah alel heterozigot, yaitu genotipe yang mempunyai pasangan alel berbeda. Contoh:
a.    TT, jumlah alel yang heterozigot adalah 0 sehingga jumlah gametnya adalah 2° = 1 macam, yaitu T saja.
b.    Tt, jumlah  alel yang heterozigot adalah  1 sehingga jumlah gametnya adalah 21 = 2 macam, yaitu T dan t.
c.    TtBB, jumlah alel yang heterozigot adalah 1 sehingga jumlah gametnya adalah 21 = 2 macam, yaitu TB dan tB.
d.   TtBb, jumlah alel yang heterozigot adalah 2 sehingga jumlah gametnya adalah 22 = 4 macam, yaitu TB, Tb, tB, dan tb.



Persilangan Monohibrida
                1.       Persilangan Monohibrida Dominan Penuh
a.    Persilangan ini terjadi antara dua individu yang mempunyai sifat
dominan penuh dengan individu lain yang bersifat resesif.
b.    Hasil Fl seragam, dengan genotipe dan fenotipe semua keturunan Fl
sama.
c.    Apabila persilangan dilanjutkan dengan menyilangkan individu sesama Fl akan dihasilkan keturunan ke-2 (F2), dengan tiga macam genotipe dan dua macam fenotipe.
2.    Persilangan Monohibrida Dominan Tak Penuh (Kodominan)
a.       Persilangan ini terjadi antara dua individu dengan sifat yang tidak
dominan tetapi juga tidak resesif terhadap sesamanya.
b.      Individu Fl merupakan perpaduan sifat kedua induknya, sadangkan pada F2 dihasilkan keturunan perbandingan genotipe dan fenotipe 1:2:1.
Persilangan monohibrid atau monohibridisasi ialah suatu persilangan dengan satu sifat beda. Untuk mengetahui bahwa suatu gen bersifat dominan, maka harus dilakukan monohibridisasi antara 2 individu bergalur murni yang memiliki sifat kontras (alelnya). Jika fenotip F1 sama dengan salah satu sifat gen yang diuji tadi, berarti jelaslah bahwa sifat itulah yang dominan. Monohibridisasi pada percobaan mendel dilakukan dengan menyilangkan kapri berbatang tinggi dengan kapri berbatang pendek.
Jika dominansi tampak sepenuhnya maka persilangan monohibrid (Tt X Tt) dengan T = tinggi dan t = rendah, menghasilkan keturunan yang memperlihatkan perbandingan rasio fenotip = 3 tinggi : 1 rendah, tetapi perbandingan genotip nya = 1(TT) : 2(Tt) : 1(tt).
Jika sifat gen dominan tidak penuh (intermediet), fenotip individu f1 tidak seperti salah satu fenotip induk galur murni, melainkan memiliki sifat fenotip diantara kedua induknya. Demikian pula perbandingan fenotip F2-nya tidak 3:1, melainkan 1:2:1, sama dengan perbandingan genotip F2-nya.
Contoh-contoh persilangan monohibrid:
Perhatikan diagram persilangan monohibrid antara kapri batang tinggi dengan kapri batang pendek berikut: TT (tinggi) dan tt (pendek)
Parental (P1): TT >< tt
Gamet : T t
F1 : Tt (tinggi)
P2 : F1 >< F1
Tt >< Tt
Gamet : T t
T t

Jika disilangkan F1 >< F1, dapat kita ketahui bahwa sifat batang tinggi (T) dominant terhadap batang pendek (t).
Jadi, pada persilangan monohybrid, perbandingan monohybrid = 3:1, dan perbandingan genotip = 1:2:1

Contoh kasus intermediet :
Persilangan monohibrid antara tanaman bunga Mirabilis jalapa merah galur murni (MM) dengan Mirabilis jalapa putih galur murni (mm) sebagai berikut:
P1: MM >< mm
Gamet: M m
F1: Mm
P2: Mm >< Mm
Gamet: M,m M,m
F2: jika disilangkan rasio fenotip nya
Merah : merah jambu : putih
1 : 2 : 1
Rasio genotip nya:
MM : Mm : mm
1 : 2 : 1


III. ALAT DAN BAHAN
A.  ALAT
                          1.       Gergaji                             1 buah
                          2.       Paku                                 Secukupnya
                          3.       Palu                                  1 buah
                          4.       Kuas                                 3 buah
                          5.       Amplas                             Secukupnya
                          6.       Baut                                 Secukupnya
                          7.       Boor kayu                                    1 buah
                          8.       Gunting                            2 buah
                          9.       Alat tulis                          lengkap
B. BAHAN
                     1.  Kayu                                                            
                     2.  Triplek
                     3.  Lem kastol
                     4.  Lem fox
                     5.  Cat warna abu-abu, hijau, dan hitam
                     6.  Bunga Sepatu warna merah
                     7.  Bunga Sepatu warna putih
                     8.  Bunga Sepatu warna pink
                     9.  Serbuk gergaji
                   10.Kertas karton
                   11.Aqua gelas 9 buah
                   12.Kardus
                   13.Gabus



III.   CARA KERJA
                       1.         Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
                       2.         Memotong kayu dengan ukuran 19 x 15 cm sebanyak 4 buah, dan memotong triplek dengan ukuran 120 x 15 cm sebanyak 2 buah.
                       3.         Melubangi kayu dan triplek dengan alat boor kayu.
                       4.         Menyusun kayu dan triplek tadi sehingga membentuk persegi panjang yang bertingkat-tingkat.
                       5.         Mengencangkannya dengan baut pada lubang yang telah di boor.
                       6.         Mengecat media tersebut dengan warna abu-abu pada sampingnya sedangkan pada alasnya (tingkatannya) dicat berwarna hijau yang sebelumnya telah diberi serbuk gergaji.
                       7.         Membuat pot dari tempat aqua gelas yang dipotong setengahnya dan didalamnya diberi gabus, lalu di tutup menggunakan potongan kardus.
                       8.         Mengecat pot tersebut dengan warna hitam dan putih pada badan aqua. Pada pemukaan atasnya diberi lem dan ditaburkan serbuk gergaji kemudian dicat dengan warna hijau lalu dikeringkan.
                       9.         Memasang bunga pada pot yang telah dibuat.
                     10.        Menempelkan pot tersebut pada media kayu dengan lem kastol kemudian dikeringkan.
                     11.       Menempelkan tulisan ‘Persilangan Monohibrida’ pada samping kayu dan memberi keterangan setiap bunga dengan tulisan P1, F1,P2, F2.
                     12.       Media siap untuk dipresentasikan.





IV.   RENCANA ANGGARAN DANA
No.
Barang
Jumlah
Harga
1.
Bunga Sepatu merah
2
Rp 8.000,-
2.
Bunga Sepatu Putih
2
Rp 9.500,-
3.
Bunga Sepatu pink
5
Rp 18.000,-
4.
Kertas karton
5
Rp 7.500,-
5.
Spidol besar
2
Rp 12.000,-
6.
Spidol kecil
1
Rp 1.000,-
7.
Lem Kastol
3
Rp 9.500,-
8.
Lem Fox

6rb
9.
Kuas

4rb
10.
Cat warna hijau
            -
      7rb
11.



12.



13.



14.



15.



16.



Jumlah






















V.      SKETSA GAMBAR


















VI.   PENUTUP

a.    KESIMPULAN
1)        Media pembelajaran adalah suatu alat yang mempermudah penyampaian materi pembelajaran
2)        Media pembelajaran berguna untuk memperjelas suatu materi yang disampaikan sehingga siswa dapat mengerti dengan jelas
3)        Ingatan siswa dapat lebih tajam jika menggunakan media pembelajaran, jika disbanding dengan system ceramah
4)        Siswa lebih merasa senang jika menggunakan media pembelajaran, karena imajinasi siswa lebih mudah merespon.

b.    SARAN
1)        Gunakanlah media dengan hati-hati.
2)        Rawatlah media pembelajaran agar dapat digunakan lagi (awet).
3)        Perbaikilah jika media mengalami kerusakan.
4)        Gunakanlah media pembelajaran untuk menyampaikan materi dengan ceria dan menyenangkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar