PROPOSAL
INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI
Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Inovasi Media Pembelajaran Biologi yang diampu oleh Ibu Rina Astuti,
S.pd.
Disusun Oleh:
Ellysa
Purfianti A 420 090 039
Inuk
Arum P A
420 090 040
Hidayah
Novi S. L A 420
090 048
Siti
Nur Hidayah A
420 090 050
Riko
Andriyanto A 420 090 051
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2011
I. JUDUL
Media Tiga Dimensi
“Persilangan Monohibrida” untuk memudahkan siswa dalam memahami pewarisan dan
hasil pewarisan sifat beserta penerapannya.
II. PENDAHULUAN
A. MEDIA
1. Pengertian
Media
Pengertian media sangatlah luas,
demikian juga fungsi dan penerapannya. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan
minat siswa dalam belajar.
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya
perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media
pembelajaran yang
memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh
Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses
penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136)
“media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan
guna mencapai tujuan pembelajaran”. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan
Eldarni (2001 : 4) “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam
penyampaian informasi dan pesan–pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian
dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat–sifat media
tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam pengelompokkan
media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media, tergantung
dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip
oleh Rohani (1997 : 16) yaitu:
a)
Gambar
diam ( baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau
overhead proyektor ).
b)
Gambar
gerak ( baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak
bersuara ).
c)
Rekaman
bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.
d)
Televisi.
e)
Benda –
benda hidup, simulasi maupun model.
f)
Instruksional
berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).
Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang
adalah sebagai berikut:
a)
Dilihat
dari jenisnya, media dapat digolongkan menjadi media audio, media visual dan
media audio visual.
b)
Dilihat
dari daya liputnya, media dapat digolongkan menjadi media dengan daya liput
luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan
tempat dan media pengajaran individual.
c)
Dilihat
dari bahan pembuatannya, media dapat digolongkan menjadi media sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek.
d)
Dilihat
dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi),
media tiga dimensi, dan media elektronik.
Media
pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan mengajar adalah suatu kenyataan
yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Seorang gurulah yang menghendaki
untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan – pesan atau materi
pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi
pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi
pembelajaran yang rumit dan komplek.
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat
kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak
memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang
memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat
kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang
kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.
Secara umum manfaat media pembelajaran
menurut Harjanto (1997 : 245) adalah :
a)
Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata-katanya, tetapi
tidak tahu maksudnya).
b)
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
c)
Dengan
menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap
pasif siswa.
d)
Dapat
menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
Selanjutnya
menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) manfaat media pembelajaran yaitu :
a) Membuat konkrit konsep yang abstrak,
misalnya untuk menjelaskan peredaran darah.
c) Manampilkan obyek yang terlalu besar,
misalnya pasar, candi.
d) Menampilkan obyek yang tidak dapat
diamati dengan mata telanjang.
e) Memperlihatkan gerakan yang terlalu
cepat.
f) Memungkinkan siswa dapat berinteraksi
langsung dengan lingkungannya.
h) Memberi kesan perhatian individu untuk
seluruh anggota kelompok belajar.
i) Menyajikan informasi belajar secara
konsisten dan dapat diulang maupun disimpan
menurut kebutuhan.
j) Menyajikan informasi belajar secara
serempak (mengatasi waktu dan ruang)
k) Mengontrol arah maupun kecepatan
belajar siswa.
4.
Prinsip – prinsip memilih media pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki
keunggulan masing – masing, maka dari itulah guru diharapkan dapat memilih
media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan
bahwa penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan
pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu :
a)
Harus
adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran. Apakah
pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum,
ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah
untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK, SD,
SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan
ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut
perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau
pembelajaran pembedahan (kedokteran).
b)
Karakteristik
Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu,
baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya.
Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus
dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu
memberikan kemungkinan kepada guru untuk menggunakan berbagai media
pembelajaran secara bervariasi.
c)
Alternatif
Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau
dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran
mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.
B. MATERI
Materi
yang kelompok kami angkat dalam pembuatan media ini adalah tentang persilangan
monohibrida. Materi dengan judul bab pewarisan dan hasil pewarisan sifat
beserta penerapannya adalah
materi untuk siswa SMP kelas IX semester 1.
SK : Memahami kelangsungan
hidup makhluk hidup.
KD : Mendeskripsikan proses pewarisan dan hasil pewarisan
sifat beserta penerapannya.
Monohibrida
adalah persilangan antar dua spesies
yang sama dengan satu sifat berbeda. Persilangan monohibrida ini sangat
berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum
ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan
disegresikan ke dalam dua anakan”.
Mendel pertama kali mengetahui sifat monohibrida
pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini
di dalam persilangan monohibrida selalu berlaku hukum Mendel I.
Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui
sifat keturunan modern, belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi
asam nukleat yang membina bahan genetic itu. Mendel menyebut bahan genetic itu
hanya faktor penentu (determinant) atau disingkat dengan faktor.
Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis
F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen
yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen
sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet.
Pewarisan sifat atau yang lebih dikenal dengan hereditas
merupakan suatu pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Ilmu
yang mempelajari tentang pewarisan sifat disebut dengan genetika. Pewarisan
sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen.
Adapun
beberapa istilah dalam pewarisan sifat dan persilangan antara lain:
a. Kromosom adalah
struktur benang yang ada di dalam inti sel yang tugasnya bertanggung jawab
dalam hal sifat keturunan (hereditas), yang tersusun atas sentromer dan lengan
kromosom.
b.
Genatau disebut dengan istilah “substansi
hereditas” yang terletak berada di dalam kromosom.
c.
Genotipe adalah suatu sifat dasar yang tidak
tampak serta bersifat tetap pada individu. Genotipe itu berkodekan dengan
simbol huruf yang diambil dari huruf paling depan dari sifat yang dimiliki oleh
individu yang dipersilangkan.
d.
Alel adalah anggota dan suatu gen yang punya suatu
pengaruh berlawanan. Misalnya, T menentukan sifat tinggi pada suatu tanaman,
sedangkan t menentukan batang pendek. Dengan demikian, T dan t merupakan alel
satu terhadap yang lain.
e.
Fenotipe merupakan sifat-sifat yang tampak
pada suatu individu serta dapat diamati dengan panca indra. Misalnya seperti
warna bunga merah, rambut keriting, rambut lurus, tubuh besar, badan tinggi,
hidung mancung, kulit kuning, dan buah besar.
f.
Dominan merupakan salah satu sifat suatu
individu yang dalam proses persilangannya mengalahkan atau menutupi pemunculan
sifat individu lain dalam persilangan.
g.
Sifat resesif merupakan suatu sifat kebalikan
dari sifat dominan, yaitu sifat suatu individu yang tidak muncul dalam
keturunannya karena terkalahkan atau tertutupi oleh pemunculan sifat sejenis
dari individu lain dalam persilangan.
h.
Intermediet adalah sifat suatu individu yang
pemunculannya merupakan gabungan antara sifat kedua induk yang dipersilangkan.
i.
Hibrida punya arti sebagai hasil perkawinan
antara dua individu yang punya sifat berbeda. Berikut ini istilah yang sering
digunakan:
1)
Persilangan monohibrida, merupakan persilangan antara
dua individu dengan satu sifat beda.
2)
Persilangan dihibrida, yaitu persilangan antara dua
individu dengan dua sifat beda.
3)
Fl : Hasil persilangan pertama (keturunan
pertama)
4)
F2 : Hasil persilangan kedua (keturunan kedua)
5)
P : Parental/induk/orang tua
Menentukan Gamet dari Genotipe Tetua
Dalam
suatu Proses pembentukan garnet berlangsungnya itu melalui proses pembelahan
sel secara meiosis, dengan terjadi pengurangan jumlah kromosom sebanyak
setengah jumlah kromosom sel induknya. Oleh sebab itu, gen yang terdapat di
dalam kromosom sel anak juga menjadi setengah jumlah gen sel induknya.
Rumus
umum yang dipakai untuk mencari jumlah macam garnet ialah 2″. Tanda n merupakan
jumlah alel heterozigot, yaitu genotipe yang mempunyai pasangan alel berbeda.
Contoh:
a. TT,
jumlah alel yang heterozigot adalah 0 sehingga jumlah gametnya adalah 2° = 1
macam, yaitu T saja.
b. Tt,
jumlah alel yang heterozigot adalah 1 sehingga jumlah gametnya
adalah 21 = 2 macam, yaitu T dan t.
c. TtBB,
jumlah alel yang heterozigot adalah 1 sehingga jumlah gametnya adalah 21
= 2 macam, yaitu TB dan tB.
d. TtBb,
jumlah alel yang heterozigot adalah 2 sehingga jumlah gametnya adalah 22
= 4 macam, yaitu TB, Tb, tB, dan tb.
Persilangan
Monohibrida
1.
Persilangan Monohibrida Dominan Penuh
a. Persilangan
ini terjadi antara dua individu yang mempunyai sifat
dominan penuh dengan individu lain yang bersifat resesif.
dominan penuh dengan individu lain yang bersifat resesif.
b. Hasil
Fl seragam, dengan genotipe dan fenotipe semua keturunan Fl
sama.
sama.
c. Apabila
persilangan dilanjutkan dengan menyilangkan individu sesama Fl akan dihasilkan
keturunan ke-2 (F2), dengan tiga macam genotipe dan dua macam fenotipe.
2.
Persilangan Monohibrida Dominan Tak
Penuh (Kodominan)
a. Persilangan
ini terjadi antara dua individu dengan sifat yang tidak
dominan tetapi juga tidak resesif terhadap sesamanya.
dominan tetapi juga tidak resesif terhadap sesamanya.
b. Individu
Fl merupakan perpaduan sifat kedua induknya, sadangkan pada F2 dihasilkan
keturunan perbandingan genotipe dan fenotipe 1:2:1.
Persilangan
monohibrid atau monohibridisasi ialah suatu persilangan dengan satu sifat beda.
Untuk mengetahui bahwa suatu gen bersifat dominan, maka harus dilakukan
monohibridisasi antara 2 individu bergalur murni yang memiliki sifat kontras
(alelnya). Jika fenotip F1 sama dengan salah satu sifat gen yang diuji tadi,
berarti jelaslah bahwa sifat itulah yang dominan. Monohibridisasi pada
percobaan mendel dilakukan dengan menyilangkan kapri berbatang tinggi dengan
kapri berbatang pendek.
Jika
dominansi tampak sepenuhnya maka persilangan monohibrid (Tt X Tt) dengan T = tinggi
dan t = rendah, menghasilkan keturunan yang memperlihatkan perbandingan rasio
fenotip = 3 tinggi : 1 rendah, tetapi perbandingan genotip nya = 1(TT) : 2(Tt)
: 1(tt).
Jika
sifat gen dominan tidak penuh (intermediet), fenotip individu f1 tidak seperti
salah satu fenotip induk galur murni, melainkan memiliki sifat fenotip diantara
kedua induknya. Demikian pula perbandingan fenotip F2-nya tidak 3:1, melainkan
1:2:1, sama dengan perbandingan genotip F2-nya.
Contoh-contoh persilangan monohibrid:
Perhatikan
diagram persilangan monohibrid antara kapri batang tinggi dengan kapri batang
pendek berikut: TT (tinggi) dan tt (pendek)
Parental (P1): TT
>< tt
Gamet : T t
F1 : Tt (tinggi)
P2 : F1 >< F1
Tt >< Tt
Gamet : T t
T t
Jika
disilangkan F1 >< F1, dapat kita ketahui bahwa sifat batang tinggi (T)
dominant terhadap batang pendek (t).
Jadi,
pada persilangan monohybrid, perbandingan monohybrid = 3:1, dan perbandingan
genotip = 1:2:1
Contoh kasus intermediet :
Persilangan
monohibrid antara tanaman bunga Mirabilis
jalapa merah galur murni (MM) dengan Mirabilis
jalapa putih galur murni (mm) sebagai berikut:
P1:
MM >< mm
Gamet:
M m
F1:
Mm
P2:
Mm >< Mm
Gamet:
M,m M,m
F2:
jika disilangkan rasio fenotip nya
Merah
: merah jambu : putih
1
: 2 : 1
Rasio
genotip nya:
MM
: Mm : mm
1
: 2 : 1
III. ALAT
DAN BAHAN
A. ALAT
1.
Gergaji 1
buah
2.
Paku Secukupnya
3.
Palu 1
buah
4.
Kuas 3
buah
5.
Amplas Secukupnya
6.
Baut Secukupnya
7.
Boor kayu 1
buah
8.
Gunting 2
buah
9.
Alat tulis lengkap
B. BAHAN
1. Kayu
2. Triplek
3. Lem
kastol
4. Lem
fox
5. Cat
warna abu-abu, hijau, dan hitam
6. Bunga
Sepatu warna merah
7. Bunga
Sepatu warna putih
8. Bunga
Sepatu warna pink
9. Serbuk
gergaji
10.Kertas karton
11.Aqua gelas 9 buah
12.Kardus
13.Gabus
III.
CARA KERJA
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.
Memotong kayu dengan ukuran 19 x 15 cm sebanyak 4
buah, dan memotong triplek dengan ukuran 120 x 15 cm sebanyak 2 buah.
3.
Melubangi kayu dan triplek dengan alat boor kayu.
4.
Menyusun kayu dan triplek tadi sehingga membentuk
persegi panjang yang bertingkat-tingkat.
5.
Mengencangkannya dengan baut pada lubang yang telah di
boor.
6.
Mengecat media tersebut dengan warna abu-abu pada
sampingnya sedangkan pada alasnya (tingkatannya) dicat berwarna hijau yang
sebelumnya telah diberi serbuk gergaji.
7.
Membuat pot dari tempat aqua gelas yang dipotong
setengahnya dan didalamnya diberi gabus, lalu di tutup menggunakan potongan
kardus.
8.
Mengecat pot tersebut dengan warna hitam dan putih
pada badan aqua. Pada pemukaan atasnya diberi lem dan ditaburkan serbuk gergaji
kemudian dicat dengan warna hijau lalu dikeringkan.
9.
Memasang bunga pada pot yang telah dibuat.
10.
Menempelkan pot
tersebut pada media kayu dengan lem kastol kemudian dikeringkan.
11.
Menempelkan tulisan ‘Persilangan Monohibrida’ pada
samping kayu dan memberi keterangan setiap bunga dengan tulisan P1, F1,P2, F2.
12.
Media siap untuk dipresentasikan.
IV.
RENCANA
ANGGARAN DANA
No.
|
Barang
|
Jumlah
|
Harga
|
1.
|
Bunga Sepatu
merah
|
2
|
Rp
8.000,-
|
2.
|
Bunga Sepatu Putih
|
2
|
Rp
9.500,-
|
3.
|
Bunga Sepatu pink
|
5
|
Rp
18.000,-
|
4.
|
Kertas karton
|
5
|
Rp
7.500,-
|
5.
|
Spidol besar
|
2
|
Rp 12.000,-
|
6.
|
Spidol kecil
|
1
|
Rp
1.000,-
|
7.
|
Lem Kastol
|
3
|
Rp
9.500,-
|
8.
|
Lem Fox
|
|
6rb
|
9.
|
Kuas
|
|
4rb
|
10.
|
Cat warna hijau
|
-
|
7rb
|
11.
|
|
|
|
12.
|
|
|
|
13.
|
|
|
|
14.
|
|
|
|
15.
|
|
|
|
16.
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
V.
SKETSA
GAMBAR
VI.
PENUTUP
a. KESIMPULAN
1)
Media pembelajaran adalah suatu alat
yang mempermudah penyampaian materi pembelajaran
2)
Media pembelajaran berguna untuk
memperjelas suatu materi yang disampaikan sehingga siswa dapat mengerti dengan
jelas
3)
Ingatan siswa dapat lebih tajam jika menggunakan
media pembelajaran, jika disbanding dengan system ceramah
4)
Siswa lebih merasa senang jika
menggunakan media pembelajaran, karena imajinasi siswa lebih mudah merespon.
b. SARAN
1)
Gunakanlah media dengan hati-hati.
2)
Rawatlah media pembelajaran agar dapat
digunakan lagi (awet).
3)
Perbaikilah jika media mengalami
kerusakan.
4)
Gunakanlah media pembelajaran untuk
menyampaikan materi dengan ceria dan menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar